BUDAYAKU TELAH HILANG
Oleh
: Dang Taruna Tarano
Ketika waktu tak mau lagi
diajak bicara
Hati ini meronta, menjerit,
teriak ingin melepas semuanya
Tapi aku tak bisa, hati ini
terlalu lembut untuk itu
Karena aku menghargaimu, begitu
menghargaimu
Di tanah
kelahiranku, kau adalah saudaraku
Dan di
perantauan inipun, kau tetap saudaraku
Tapi kenapa kau tanggalkan budayamu …?
Mengikuti keogoisanmu, ingin dihormati, ingin disegani,
dan ingin ditakuti
Kau adalah saudaraku, seperti
apapun dirimu
Aku tak akan marah, tapi aku
benci
Benci pada untaian benang yang
melekat di tubuhmu
Begitu tipis, pendek, seperti
belum selesai dijahit
Sumbawa tak pernah mengajarkan itu padamu
Sumbawa tak pernah menanamkan budaya itu
dalam jiwamu
Tapi kau membangkang, kau ikut budaya
mereka
Yang sok kaya, sok cantik, sok gagah,
hingga kau sombong, kau congkak
Apa yang kau banggakan …?
Hanya karena kau anak seorang
pegawai negeri …?
Hanya karena kau anak seorang
TNI …?
Hanya karena kau anak seorang
dokter …?
Atau hanya karena kau anak
seorang pengusaha …?
Hingga kau tak mau kuliah tanpa Vix-tion
Tak mau
kuliah tanpa Appel
Tak mau
kuliah tanpa Blackberry
Tak mau
kuliah tanpa uang rokok, shopping, nongkrong, atau bahkan minum-minuman keras
Sungguh,
budayaku telah hilang
Padahal ….
Di jauh sana, ada orang yang
rela mati karenamu
Rela mandi keringat karenamu
Rela menggigil kedinginan
karenamu
Rela menangis darah, mengemis
demi uang kuliahmu
Ya, benar … mereka adalah Ibu
dan Ayah
Dua
malaikat Tuhan yang siap jadi budakmu
Dua orang yang tak pernah berhenti berdo’a untuk
kesuksesanmu
Dua orang yang selalu meneteskan airmata dalam
kerinduan kepadamu
Dua orang yang selalu berharap kau bisa berdiri
dengan kedua kakimu
Mataram, Denpasar, Malang,
Surabaya, Semarang, Jogjakarta, ataupun Makasar
Hanyalah tempat singggahanmu
tuk menatap masa depan
Tapi Sumbawa adalah tanah
kelahiranmu
Kemanapun kau pergi kelak kau
akan kembali kepadanya
Tapi ingat …..
Jangan kembali dengan pakaianmu hari ini
Jangan kembali dengan kesombonganmu hari
ini
Jangan kembali dengan keegoisanmu hari ini
Jangan kembali dengan budayamu hari ini
Tapi kembalilah bersama
nesehat orangtuamu
Kata-kata indah yang selalu
kau dengar ketika kau meninggalkan gubuk kecilmu
Kembalilah dengan sejuta ilmu,
harapan, impian, dan cita-cita luhur untuk Sumbawa
Sumbawa, tanah kelahiran dan ukiran
memori di hari esokmu
Ya …. Kau benar…
Aku bukan puitis sejati yang mampu
menaklukkan hatimu
Bukan Nabi yang harus kau ikuti sabdanya
Bukan pula orangtuamu yang harus kau
turuti titahnya
Aku hanya manusia biasa sama sepertimu
Tapi …
Budaya inikah yang harus kita
wariskan …?
Kepada tunas Sumbawa di hari ini,
esok, dan selamanya
Terserah ….
No comments:
Write komentar