Tuesday, 28 March 2017

Puisi Budaya : BUDAYAKU TELAH HILANG

BUDAYAKU TELAH HILANG
Oleh : Dang Taruna Tarano


Ketika waktu tak mau lagi diajak bicara
Hati ini meronta, menjerit, teriak ingin melepas semuanya
Tapi aku tak bisa, hati ini terlalu lembut untuk itu
Karena aku menghargaimu, begitu menghargaimu

Di tanah kelahiranku, kau adalah saudaraku
Dan di perantauan inipun, kau tetap saudaraku
                Tapi kenapa kau tanggalkan budayamu …?
                Mengikuti keogoisanmu, ingin dihormati, ingin disegani, dan ingin ditakuti

Kau adalah saudaraku, seperti apapun dirimu
Aku tak akan marah, tapi aku benci
Benci pada untaian benang yang melekat di tubuhmu
Begitu tipis, pendek, seperti belum selesai dijahit

Sumbawa tak pernah mengajarkan itu padamu
Sumbawa tak pernah menanamkan budaya itu dalam jiwamu
Tapi kau membangkang, kau ikut budaya mereka
Yang sok kaya, sok cantik, sok gagah, hingga kau sombong, kau congkak

Apa yang kau banggakan …?
Hanya karena kau anak seorang pegawai negeri …?
Hanya karena kau anak seorang TNI …?
Hanya karena kau anak seorang dokter …?
Atau hanya karena kau anak seorang pengusaha …?

                Hingga kau tak mau kuliah tanpa Vix-tion
Tak mau kuliah tanpa  Appel
Tak mau kuliah tanpa Blackberry
Tak mau kuliah tanpa uang rokok, shopping, nongkrong, atau bahkan minum-minuman keras
Sungguh, budayaku telah hilang

Padahal ….
Di jauh sana, ada orang yang rela mati karenamu
Rela mandi keringat karenamu
Rela menggigil kedinginan karenamu
Rela menangis darah, mengemis demi uang kuliahmu
Ya, benar … mereka adalah Ibu dan Ayah
               
Dua malaikat Tuhan yang siap jadi budakmu
                Dua orang yang tak pernah berhenti berdo’a untuk kesuksesanmu
                Dua orang yang selalu meneteskan airmata dalam kerinduan kepadamu
                Dua orang yang selalu berharap kau bisa berdiri dengan kedua kakimu

Mataram, Denpasar, Malang, Surabaya, Semarang, Jogjakarta, ataupun Makasar
Hanyalah tempat singggahanmu tuk menatap masa depan
Tapi Sumbawa adalah tanah kelahiranmu
Kemanapun kau pergi kelak kau akan kembali kepadanya

Tapi ingat …..
Jangan kembali dengan pakaianmu hari ini
Jangan kembali dengan kesombonganmu hari ini
Jangan kembali dengan keegoisanmu hari ini
Jangan kembali dengan budayamu hari ini

Tapi kembalilah bersama nesehat orangtuamu
Kata-kata indah yang selalu kau dengar ketika kau meninggalkan gubuk kecilmu
Kembalilah dengan sejuta ilmu, harapan, impian, dan cita-cita luhur untuk Sumbawa
Sumbawa, tanah kelahiran dan ukiran memori di hari esokmu

Ya …. Kau benar…
Aku bukan puitis sejati yang mampu menaklukkan hatimu
Bukan Nabi yang harus kau ikuti sabdanya
Bukan pula orangtuamu yang harus kau turuti titahnya
Aku hanya manusia biasa sama sepertimu

Tapi …
Budaya inikah yang harus kita wariskan …?
Kepada tunas Sumbawa di hari ini, esok, dan selamanya

Terserah ….

No comments:
Write komentar

Syaharuddin. Theme images by MichaelJay. Powered by Blogger.

KOMENTAR ANDA